Buah
Manis Menjadi Aktivis
Oleh : Chika
Ardeviya Rista
Pelajar
bisa dikatakan bahwa ia seorang yang berilmu dan terdidik. Dimana seorang
pelajar harus mengembangkan dirinya dalam proses pembelajaran pada jalur
pendidikan . baik pendidikan informal,pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal,pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Namun ketika
pelajar yang hanya mencari status saja. Dimana yang dilakukan hanyalah datang
duduk diam mendengarkan dan pulang . Tanpa hasil yang berharga. Maka makna sebuah pelajar itu telah pudar. Pelajar
dapat disama artikan dengan seorang mahasiswa. Dimana keduanya sama-sama sedang
menuntut ilmu yang membedakan hanyalah kompetensi yang dipelajari. Pelajar juga
dapat diartikan seperti 3 kriteria mahasiswa. Yaitu Kupu-kupu
(kuliah-pulang),Kura-kura (Kuliah- rapat) atau Kunang-kunang (Kuliah-Nongkrong).
Pilihan ada ditanganmu dan masa depan sudah menantimu. Jangan sampai salah
langkah. Karena waktu yang sudah berlalu tidak dapat bersatu. Namun jadilah seorang
pelajar yang seimbang antara organisasi dan prestasi didalam kelas.
Menjadi
seorang aktivis nyatanya bukan menjadi pilihan dari kebanyakan pelajar.
Pandangan pelajar akan seorang aktivis hanyalah sibuk berorganisasi namun tidak
diimbangi dengan prestasi. Namun justru itu yang menjadi tantangan
tersendiri,bagaimana kita bisa memanagement waktu sehingga keduanya dapat
sinkron. Sehingga aktivis bisa berprestasi walau dengan segudang organisasi.
Itulah yang membedakan antara aktivis dengan pelajar biasa.
Pelajar
yang hanya mementingkan akademiknya saja akan menjadi musuh nyata bagi sebuah
organisasi. Apalagi organisasi yang berlandaskan islami benar-benar dijauhi
pelajar masa kini (zaman now). Hanya segelintir orang yang mampu melihat sisi
baik dari sebuah ikatan ini. Dan tak dipungkiri ikatan ini mampu melahirkan
kader berjiwa tinggi dengan nilai islami yang menjadi pondasi. Ikatan ini
bernama IPM. Salah satu organisasi otonom yang bernanung dibawah persyarikatan Muhammadiyah
yang bergerak dilingkup pelajar. Diikatan ini banyak hal yang kami dapati dan tidak
kami temui dibangku sekolah. Hanya anak yang hebat yang mampu menaklukan medan
ini. Disini mental dan fisik kami ditempa. Sopan santun menjadi ciri khas dari
kami. Retorika bicara dan sikap disiplin
yang dituju. Namun selalu pondasi agama yang nomor satu.
Kebanyakan
pelajar meremehkan akan predikat sebuah aktivis. Namun nyatanya semua orang
sukses dapat dikatakan bahwa ia pernah menjadi aktivis melalui organisasi. Telusuri
saja pada curriculum vitaenya pasti ada segudang
pengalaman melalui organisasi. Menjadi aktivis dilingkup islami menjadikan kami
seakan mendayung sekali dua pulau terlampaui. Kami bisa berorganisasi sekaligus
berdakwah dimana pahala akan mengalir tiada henti.
Aktivis
sejati tidak akan memikirkan balasan apa yang akan diberi. Yang ada dipikiran
mereka hanya apa yang dapat mereka beri untuk organisasi. Kontribusi nyata
seorang aktivis selalu jadi orientasi dari keberhasilan sebuah organisasi.
Apalagi diikatan ini kami terkenal dengan julukan “James Bond” (Jaga Masjid ama
Kebon). Dibenak pelajar biasa hanya bisa tertawa dan berkata “Apa hebatnya
menjadi aktivis yang mendapat julukan james bond yang ada hanya seperti
pembantu”. Kata-kata itu terkiang dibenakku hingga saat ini. Hingga kami
bertekad untuk membuktikan kepada mereka bahwa kami bisa menjadi seorang
intelek diberbagai bidang. Cacimaki itu tidak dipungkiri kini malah menjadi
boomerang bagi mereka sendiri.
Sang
Illahi tidak pernah mengingkari janji. Dimana jika kita berjuang dijalanya maka
Allah akan memudahkan jalan kita pula. Tidak dipungkiri banyak uluran tangan
yang menjadi perantara dari bonus sang pencipta. Jalan itu sudah terbuka lebar
bagi kader muda yang berjuang dengan ikhlas tanpa mengenal lelah. Beasiswa kader untuk para kader sejati
sudah menanti. Menciptakan seorang cendekiawan dan intelektual. Kini kami
membuktikan bahwa apa yang kami tanam kini sudah berbuah manis. Sejak tahun 2014
hingga tahun 2017 sudah ada 37 kader IPM Smk Muhammadiyah Kajen yang memperoleh
beasiswa kader . Diantaranya 20 kader di Universitas Ahmad Dahlan, 4 kader di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan 13 lainnya mendapatkan beasiswa dari
Drs. Iman Sukiman sahabat karib dari Drs. Sutono sejak di organisasi dulu . Ikatan
senasip seperjuangan menjadikan beliau melangkah bersama untuk berkontribusi nyata
dengan memberikan beasiswa kepada kader penerus bangsa.
Ini adalah bukti nyata kader yang telah
meraih beasiswa kader :
1. Tifanny Nur Fadilah (Universitas Ahmad Dahlan/Sistem Informasi)
2. Taufik Fadilah (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta / Teknik Mesin)
3. Ana Rosdiana Mila (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
4. Maratus Sholehahningsih (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
5. Mya Novitasari (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
6. Rizqiyyatunnisa (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
7. Awhinarto (Universitas Ahmad Dahlan /PAI)
8. Lutfi Bagus Aditya (Universitas Ahmad Dahlan /Teknik Industri)
9. Hengki Roy Erfangga (Universitas Ahmad Dahlan /Matematika)
10. M. Subhi (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Industri)
11. Rizal Syaefudin (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Elektonika)
12. Alma Fauziyah Sulaiman (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Kimia)
13. Eka Novia Nurwahidah (Universitas Ahmad Dahlan /Tafsir Hadits)
14. Nenti Febi Setiahadi (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Kimia)
15. Tomi Februari (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
16. Mat Khoirul (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
17. Rago Setyawan (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
18. Nurul Mubaekah (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
19. Yulita Laras Utami (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
20. Hardi Mahardika (Universitas Ahmad Dahlan /PAI)
21. Kamal Haqi (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta /Agribisnis)
22. M. Lutfi Maulana (Universitas Ahmad Dahlan /Tafsir Hadits)
23. M. Yusni (Universitas Ahmad Dahlan /P.Fisika)
24. Nurul Huda (Universitas Ahmad Dahlan /Perbankan Syariah)
25. Chika Ardeviya Rista (Universitas Ahmad Dahlan /Sastra Indonesia)
26. Indah Puspita Sari (Universitas Ahmad Dahlan /Teknik Kimia
27. Ismayatun (Universitas Ahmad Dahlan / Bisnis Jasa makanan)
28. Karisma (Universitas Ahmad Dahlan /Teknologi Pangan)
29. Mafis (Universitas Ahmad Dahlan /Ekonomi Pembangunan)
30. Novia Eriana Iraduwiani (Universitas Ahmad Dahlan /Sastra Indonesia)
31. Resfauzi Norma Safarda (Universitas Ahmad Dahlan / Perbankan Syariah)
32. Riza Setiani (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta/Akuntansi Terapan)
1. Tifanny Nur Fadilah (Universitas Ahmad Dahlan/Sistem Informasi)
2. Taufik Fadilah (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta / Teknik Mesin)
3. Ana Rosdiana Mila (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
4. Maratus Sholehahningsih (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
5. Mya Novitasari (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
6. Rizqiyyatunnisa (STPI BINA INSAN MULIA/PGRA)
7. Awhinarto (Universitas Ahmad Dahlan /PAI)
8. Lutfi Bagus Aditya (Universitas Ahmad Dahlan /Teknik Industri)
9. Hengki Roy Erfangga (Universitas Ahmad Dahlan /Matematika)
10. M. Subhi (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Industri)
11. Rizal Syaefudin (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Elektonika)
12. Alma Fauziyah Sulaiman (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Kimia)
13. Eka Novia Nurwahidah (Universitas Ahmad Dahlan /Tafsir Hadits)
14. Nenti Febi Setiahadi (Universitas Ahmad Dahlan / Teknik Kimia)
15. Tomi Februari (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
16. Mat Khoirul (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
17. Rago Setyawan (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
18. Nurul Mubaekah (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
19. Yulita Laras Utami (STIENUS MEGAR KENCANA/Management )
20. Hardi Mahardika (Universitas Ahmad Dahlan /PAI)
21. Kamal Haqi (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta /Agribisnis)
22. M. Lutfi Maulana (Universitas Ahmad Dahlan /Tafsir Hadits)
23. M. Yusni (Universitas Ahmad Dahlan /P.Fisika)
24. Nurul Huda (Universitas Ahmad Dahlan /Perbankan Syariah)
25. Chika Ardeviya Rista (Universitas Ahmad Dahlan /Sastra Indonesia)
26. Indah Puspita Sari (Universitas Ahmad Dahlan /Teknik Kimia
27. Ismayatun (Universitas Ahmad Dahlan / Bisnis Jasa makanan)
28. Karisma (Universitas Ahmad Dahlan /Teknologi Pangan)
29. Mafis (Universitas Ahmad Dahlan /Ekonomi Pembangunan)
30. Novia Eriana Iraduwiani (Universitas Ahmad Dahlan /Sastra Indonesia)
31. Resfauzi Norma Safarda (Universitas Ahmad Dahlan / Perbankan Syariah)
32. Riza Setiani (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta/Akuntansi Terapan)
Kini
kami telah membuktikan bahwa menjadi aktivis juga membawa berkah. Bonus itu
akan datang dengan sendirinya untuk kader sejati. Jangan pernah ragu ketika
memperjuangkan agama Allah. Karena bonus itu akan datang pada waktu yang tepat.
Tugas kita hanya berjuang dengan ikhlas maka bonus akan datang dengan sendirinya.
Berproseslah dengan baik karena hasil tidak akan menghianati proses. Niatkanlah
untuk berdakwah sehingga bonus itu akan menghampiri.
Goreskan
tinta pada kain putih
Sepenuh
jiwa tanpa harap balas budi
Berjuang
tanpa henti pada ikatan ini
Hingga
nadi terhenti dari raga ini
Lambaian
tangan dermawan takkan terhenti
Untuk
kader sejati diseluruh negeri
~~ Buah Manis menjadi Aktivis ~~
Sang pejuang pena
dari tanah jawa.