Kerabat Hijrah
Kabut
sejuk menghalangi sang mentari yang mulai menampakkan diri pagi ini. Ayam
berkokok tanda hari mulai pagi. Air mengalir dari hulu ke hilir menggericik bermuara
dibejana. Adzan subuh berkumandang
memanggil diri menghadap sang pencipta. Namun, tak kuat rasanya membuka
mata. Hanya melirik jam yang terlihat masih pukul 04.30 wib. Ku bangun bukan menuju tempat wudhu melainkan
menarik selimut menutupi tubuh yang terasa menggigil kedinginan. Setengah jam
lagi ku akan bangun tuk melaksanakan sholat subuh,gumamku. Tak terasa waktu begitu
kilat hingga ku terbangun dan memburu subuh yang kian berlalu.
Baju
putih dan rok biru menjadi saksi menuju
sumber ilmu. Ku gayuh sepeda tua menuju sekolah menengah pertama yang tak jauh
dari gubuk ku. Kaki ini melangkah melewati ruang-ruang tua yang mulai
mengelupas dari pondasinya. Saat ini aku duduk di kelas IX. Satu tahun lagi aku
akan lulus dan memasuki dunia baru. Kawan – kawan ku mulai berfikir kemana akan
melanjutkan. Ada yang mau SMA di kota bahkan memilih SMK yang siap kerja. Aku
sendiri ingin sekali masuk di salah satu SMA negeri yang terkenal di wilayah
ku. Namun ibu ku tak merestuinya.
Akhir
kisah pendidikan ku menjadi awal kisah asmaraku. Azizi seorang cowok yang
pandai di sekolahku. Entah mengapa aku menerimanya menjadi belahan hidupku. Hampir
setiap hari kami bersama. Perasaan bahagia bak bunga-bunga bermekaran yang
harum baunya. Bukan seperti orang pacaran pada umumnya, melainkan saling
berdiskusi memecahkan latihan soal yang diberikan guru kami disekolah. Tak
disangka ketika ujian tiba aku duduk tepat di depannya. Mengerjakan soal sambil
ditemaninya menjadikan pacuan yang Grr..grr.seger..luar biasa. Alangkah
terkejutnya melihat hasil nilai kami yang memuaskan. Kami memang tidak seperti
pasangan kebanyakan yang diselimuti sms mesra dan pujian manja. Kami hanya
selalu mengingatkan untuk tepat ibadah dan belajar. Karena dia bukan seorang
yang romantis dan humoris. Untuk menyatakan cinta saja dia hanya cukup satu
kalimat “via,aku tresna sirahmu”. Kata yang terlalu datar tapi berkesan.
Mungkin sudah kekurangan stok kata atau memang itu menjadi wujud cinta padaku.
Kisah indah kami tak berlangsung lama sebelum ujian tiba kami menyudahi
hubungan ini yang baru seumur jagung . awal yang baik harus diakhiri juga
dengan baik. Namun sahabatku mencurigai bahwa azizi bermain api dibelakangku.
Tak ku perdulikan apa yang mereka katakan. Usai dari sekolah menengah pertama
kami berpisah tanpa jejak. Hanya kabar yang hilir mudik menghampiri telingaku
bahwa azizi kini sudah melanjutkan SMA di kota.
Satu
bulan aku renungkan kemana tujuan hidupku. Pilih SMA atau SMK. Selalu ku pertimbangkan
keadaan ekonomi keluarga. Ibuku selalu menyuruh memilih SMK. Akhirnya aku
menyetujuinya. Walaupun harus berpisah dengan sahabat-sahabatku yang memilih
SMA di kota. Tapi aku mencoba mengikhlaskannya dan berharap kalau ridho orang tua
itu juga ridhonya Allah . Masa remajaku hanya ku isi dengan bersenang-senang
bersama kawan dan sesekali membantu bapak di ladang. Aku bersekolah di salah
satu SMK swasta terkenal di daerahku. Bukannya tidak diterima di sekolah negeri
melainkan karena transportasinya tidak
mumpuni.
Awal
pendaftaranku di sekolah baru begitu membosankan,melihat teman-teman baru ku
yang amburadul. Padahal ini sekolah yang islami. Mungkin mereka mau bertaubat
atau hanya terpaksa seperti aku. Fokusku tertuju kea rah seorang cowok yang
berpenampilan bak preman pasar. Celana pendek satu,sepatu putih yang berubah
cokelat dan rambut gimbal yang acak-acakan. Ku pikir dia hanya mengantar atau
mungkin seorang gelandangan. Namun ternyata dia sedang didaftarkan oleh ayahnya
menjadi siswa baru sama seperti ku. Tak terbayang bagaimana rasanya satu sekolah
sama orang yang amburadul tampangnya. Semoga itu satu-satunya orang yang paling
aneh yang aku liat. Ku telusuri gedung sekolah baru ku bersama kawan ku. Terasa
seperti menghela nafas melihat bangunan yang megah. Terdiri dari bangunan
berlantai 4 yang lengkap akan fasilitas. Ingin rasanya cepat masuk sekolah dan
bercengkramah dengan kawan baru.
“Oi..oi..oi..
Tio kemana lu,” teriak salah seorang satpam yang lari mengejar pemuda itu.
Ternyata pemuda itu adalah cowok aneh yang ku lihat di tangga tadi. Aku yang
sedang melihat profil sekolah di mading hendak turun menuju lantai dasar untuk
pulang. Baru saja ku membalik badan dan melangkah sambil membaca brosur
extrakulikuler, Dugg..Plakk.. aku tersungkur ke lantai dan menjatuhkan semua
brosur yang ku bawa . Ternyata itu cowok gelandangan tadi, tio namanya cowok
paling resek yang baru ku kenal. Cowok itu masih saja lari tanpa merasa
bersalah. Ternyata dia hendak mengikuti tes kesehatan dan takut sama yang
namanya jarum suntik. Nggak kebayang deh lucunya melihat dia nangis kaya bayi yang mau diimunisasi hihi. ketakutan
sama jarum suntik,Pikirku .
Awal
masuk sekolahku sama saja dengan sekolah lainnya. MOS (masa orientasi siswa)
yang biasah dialami oleh semua siswa baru. Satu minggu lamanya kami harus
mengalami masa percobaan lahir dan batin. Sama seperti cewek kebanyakan ketika
melihat kakak senior yang tampan nan rupawan. Mungkin sikapku biasah-biasah
saja menanggapinya karena aku sudah punya gebetan, tapi tidak dengan Lia. Dia
kawan sekelasku,setelah berakhirnya masa orientasi dia terlihat semakin
menggebu-gebu untuk mendekati kak bagus. Bahkan apa saja organisasi ataupun
extrakulikuler yang dia ikuti pasti Lia akan mengikutinya. Aku terpaksa harus
mengikutinya karena dia orang yang sangat posesiv. Jika aku tidak menemaninya
maka dia akan marah padaku dan membenciku. Alhasil aku terperangkap kedalam
sebuah organisasi intern di sekolah ku.
IPM nama organisasinya, baru kali ini aku dan
lia mengikuti organisasi yang berlandaskan islami. Sejak kami SMP kami memang
suka berorganisasi. Bahkan dulu aku mendapat gelar kakak tercantik dan
terfavorit. Dulu kalau bisa jadi pengurus OSIS itu akan terkenal. Awalnya aku
menyangka bahwa IPM sama seperti OSIS, setelah aku masuk ternyata jauh berbeda.
Mendapatkan pengalaman religi bercampur dengan militer aku sanggupi. Awalnya
hanya ingin coba-coba dan secepatnya akan menyudahi. Namun setiap kegiatan
perkaderan ada saja yang membuat aku penasaran dan ingin benar-benar berubah.
Lia temanku yang hanya berniatan menggebet kak bagus pun akhirnya gagal
melewati seleksi alam dari IPM karena tau bahwa kak bagus sangat shaleh dan
tidak mengenal kata pacaran. Aku yang
masuk dengan membawa dunia hitamku dulu kini mulai memasuki fase hidup baru.
Ku temukan kawan-kawan baru yang senasip
dengan ku,mungkin malah lebih parah dariku. Aku yang dulu gemar gonta-ganti
pasangan kini pelan mulai memahami bahwa pacaran itu haram. Setelah pada suatu
kajian IPM menjelaskan bahwa pacaran itu zina, zina mata, zina hati, zina
pikiran dan banyak sekali mudhoratnya daripada manfaatnya. Begitupula dengan
Tio yang dulu super bandel,yang suka mabok,suka berkelahi dan membolos karena
ikut geng motorpun bergabung bersama IPM. Dimana saat itu kami sedang
perkaderan dan melihat dua cowok aneh yang datang memakai baju koko dan celana
hitam. Kami pikir mereka hanya jama’ah sholat biasa. Saat itu selesai sholat
isya seperti biasa kami di bariskan untuk brefing awal. Dua anak itu Tio dan
Lana dengan PD-nya ikut baris dan kena teguran senior karena tidak memakai
seragam yang sesuai. Akhirnya mereka diberi waktu 30 menit untuk pulang
mengambil perlengkapan. Awalnya kami mengira mereka takut dan tidak akan pernah
kembali mungkin hanya main-main saja. Namun tak disangka ketika kami semua
sudah didalam kelas mengikuti agenda selanjutnya,kami tercengang melihat
keberanian mereka datang kembali dengan
pakaian yang sesuai. Padahal sebelum mereka pulang sudah diberi konsekuensi .
ternyata mereka benar-benar ingin
mengikuti kepengurusan IPM hingga akhir periode. Banyak teman
seperjuanganku yang dulu terjebak dilembah hitam, seperti tantri yang
arrogant,suka tebar fitnah dan iri hati. Bahkan dulu dia sempat di usir dari
desanya karena bikin onar dan memfitnah juragan sawit yang telah melecehkannya.
Tantri menyadari semua kesalahannya dan berhijrah meninggalkan kampung
halamannya.
Kini
semuanya bertekad untuk merubah diri. Aku yang kini gemar mengikuti kajian
bahkan ikut mensukseskan gerakan ITP (Indonesia Tanpa Pacaran). Mulai
mengendalikan hawa nafsu yang mudah terlena akan godaan syetan. Tio yang kini
mulai belajar menjadi seorang Dai muda yang gaul dan mudah membaur dengan
masyarakat. Tantri yang kini memantapkan diri memakai niqob,dan menjadi
ustadzah disalah satu panti asuhan Muhammadiyah di desanya.
Aku
seperti bayi yang mulai merangkak,membenahi diri dari awal. Banyak pengetahuan
dan pengalaman yang kami dapatkan di ikatan ini. Disini kami benar-benar
tersadar akan hidup yang kami sia-siakan selama ini. Allah SWT selalu memiliki
cara yang terbaik untuk menyadarkan umatnya yang tengah tersesat. Bersama
mereka di IPM yang sudah ku anggap sebagai kerabat, kami mulai menata hidup
menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya bahkan mengikuti sunah rasul
dan tutunan Allah SWT. Melangkah untuk berhijrah dan meninggalkan lembah hitam
menjadi tujuan hidup kami.
Jurang
memang selalu dalam
Tak
perduli siapa yang terperosok kan bangkit
Namun
jika Allah SWT menghendakinya
Mata
ini akan tajam menatapnya
Kaki
ini akan jauh melopatinya
Tangan
ini akan kuat menopangnya
Dan
mulut ini tak henti bertasbih padanya
Untuk
menggapai ridhonya
~~ Kerabat Hijrah ~~
Galery kerabat

