Sabtu, 13 Januari 2018

Ini Adalah Kerabat bukan Sekedar Sahabat

Kerabat Hijrah

Kabut sejuk menghalangi sang mentari yang mulai menampakkan diri pagi ini. Ayam berkokok tanda hari mulai pagi. Air mengalir dari hulu ke hilir menggericik bermuara dibejana. Adzan subuh berkumandang  memanggil diri menghadap sang pencipta. Namun, tak kuat rasanya membuka mata. Hanya melirik jam yang terlihat masih pukul 04.30 wib.  Ku bangun bukan menuju tempat wudhu melainkan menarik selimut menutupi tubuh yang terasa menggigil kedinginan. Setengah jam lagi ku akan bangun tuk melaksanakan sholat subuh,gumamku. Tak terasa waktu begitu kilat hingga ku terbangun dan memburu subuh yang kian berlalu.
Baju putih dan rok biru menjadi saksi  menuju sumber ilmu. Ku gayuh sepeda tua menuju sekolah menengah pertama yang tak jauh dari gubuk ku. Kaki ini melangkah melewati ruang-ruang tua yang mulai mengelupas dari pondasinya. Saat ini aku duduk di kelas IX. Satu tahun lagi aku akan lulus dan memasuki dunia baru. Kawan – kawan ku mulai berfikir kemana akan melanjutkan. Ada yang mau SMA di kota  bahkan memilih SMK yang siap kerja. Aku sendiri ingin sekali masuk di salah satu SMA negeri yang terkenal di wilayah ku. Namun ibu ku tak merestuinya.
Akhir kisah pendidikan ku menjadi awal kisah asmaraku. Azizi seorang cowok yang pandai di sekolahku. Entah mengapa aku menerimanya menjadi belahan hidupku. Hampir setiap hari kami bersama. Perasaan bahagia bak bunga-bunga bermekaran yang harum baunya. Bukan seperti orang pacaran pada umumnya, melainkan saling berdiskusi memecahkan latihan soal yang diberikan guru kami disekolah. Tak disangka ketika ujian tiba aku duduk tepat di depannya. Mengerjakan soal sambil ditemaninya menjadikan pacuan yang Grr..grr.seger..luar biasa. Alangkah terkejutnya melihat hasil nilai kami yang memuaskan. Kami memang tidak seperti pasangan kebanyakan yang diselimuti sms mesra dan pujian manja. Kami hanya selalu mengingatkan untuk tepat ibadah dan belajar. Karena dia bukan seorang yang romantis dan humoris. Untuk menyatakan cinta saja dia hanya cukup satu kalimat “via,aku tresna sirahmu”. Kata yang terlalu datar tapi berkesan. Mungkin sudah kekurangan stok kata atau memang itu menjadi wujud cinta padaku. Kisah indah kami tak berlangsung lama sebelum ujian tiba kami menyudahi hubungan ini yang baru seumur jagung . awal yang baik harus diakhiri juga dengan baik. Namun sahabatku mencurigai bahwa azizi bermain api dibelakangku. Tak ku perdulikan apa yang mereka katakan. Usai dari sekolah menengah pertama kami berpisah tanpa jejak. Hanya kabar yang hilir mudik menghampiri telingaku bahwa azizi kini sudah melanjutkan SMA di kota.
Satu bulan aku renungkan kemana tujuan hidupku. Pilih SMA atau SMK. Selalu ku pertimbangkan keadaan ekonomi keluarga. Ibuku selalu menyuruh memilih SMK. Akhirnya aku menyetujuinya. Walaupun harus berpisah dengan sahabat-sahabatku yang memilih SMA di kota. Tapi aku mencoba mengikhlaskannya dan berharap kalau ridho orang tua itu juga ridhonya Allah . Masa remajaku hanya ku isi dengan bersenang-senang bersama kawan dan sesekali membantu bapak di ladang. Aku bersekolah di salah satu SMK swasta terkenal di daerahku. Bukannya tidak diterima di sekolah negeri melainkan karena transportasinya  tidak mumpuni.
Awal pendaftaranku di sekolah baru begitu membosankan,melihat teman-teman baru ku yang amburadul. Padahal ini sekolah yang islami. Mungkin mereka mau bertaubat atau hanya terpaksa seperti aku. Fokusku tertuju kea rah seorang cowok yang berpenampilan bak preman pasar. Celana pendek satu,sepatu putih yang berubah cokelat dan rambut gimbal yang acak-acakan. Ku pikir dia hanya mengantar atau mungkin seorang gelandangan. Namun ternyata dia sedang didaftarkan oleh ayahnya menjadi siswa baru sama seperti ku. Tak terbayang bagaimana rasanya satu sekolah sama orang yang amburadul tampangnya. Semoga itu satu-satunya orang yang paling aneh yang aku liat. Ku telusuri gedung sekolah baru ku bersama kawan ku. Terasa seperti menghela nafas melihat bangunan yang megah. Terdiri dari bangunan berlantai 4 yang lengkap akan fasilitas. Ingin rasanya cepat masuk sekolah dan bercengkramah dengan kawan baru.
“Oi..oi..oi.. Tio kemana lu,” teriak salah seorang satpam yang lari mengejar pemuda itu. Ternyata pemuda itu adalah cowok aneh yang ku lihat di tangga tadi. Aku yang sedang melihat profil sekolah di mading hendak turun menuju lantai dasar untuk pulang. Baru saja ku membalik badan dan melangkah sambil membaca brosur extrakulikuler, Dugg..Plakk.. aku tersungkur ke lantai dan menjatuhkan semua brosur yang ku bawa . Ternyata itu cowok gelandangan tadi, tio namanya cowok paling resek yang baru ku kenal. Cowok itu masih saja lari tanpa merasa bersalah. Ternyata dia hendak mengikuti tes kesehatan dan takut sama yang namanya jarum suntik. Nggak kebayang deh lucunya melihat dia nangis kaya  bayi yang mau diimunisasi hihi. ketakutan sama jarum suntik,Pikirku .
Awal masuk sekolahku sama saja dengan sekolah lainnya. MOS (masa orientasi siswa) yang biasah dialami oleh semua siswa baru. Satu minggu lamanya kami harus mengalami masa percobaan lahir dan batin. Sama seperti cewek kebanyakan ketika melihat kakak senior yang tampan nan rupawan. Mungkin sikapku biasah-biasah saja menanggapinya karena aku sudah punya gebetan, tapi tidak dengan Lia. Dia kawan sekelasku,setelah berakhirnya masa orientasi dia terlihat semakin menggebu-gebu untuk mendekati kak bagus. Bahkan apa saja organisasi ataupun extrakulikuler yang dia ikuti pasti Lia akan mengikutinya. Aku terpaksa harus mengikutinya karena dia orang yang sangat posesiv. Jika aku tidak menemaninya maka dia akan marah padaku dan membenciku. Alhasil aku terperangkap kedalam sebuah organisasi intern di sekolah ku.
 IPM nama organisasinya, baru kali ini aku dan lia mengikuti organisasi yang berlandaskan islami. Sejak kami SMP kami memang suka berorganisasi. Bahkan dulu aku mendapat gelar kakak tercantik dan terfavorit. Dulu kalau bisa jadi pengurus OSIS itu akan terkenal. Awalnya aku menyangka bahwa IPM sama seperti OSIS, setelah aku masuk ternyata jauh berbeda. Mendapatkan pengalaman religi bercampur dengan militer aku sanggupi. Awalnya hanya ingin coba-coba dan secepatnya akan menyudahi. Namun setiap kegiatan perkaderan ada saja yang membuat aku penasaran dan ingin benar-benar berubah. Lia temanku yang hanya berniatan menggebet kak bagus pun akhirnya gagal melewati seleksi alam dari IPM karena tau bahwa kak bagus sangat shaleh dan tidak mengenal kata pacaran.  Aku yang masuk dengan membawa dunia hitamku dulu kini mulai memasuki fase hidup baru.
 Ku temukan kawan-kawan baru yang senasip dengan ku,mungkin malah lebih parah dariku. Aku yang dulu gemar gonta-ganti pasangan kini pelan mulai memahami bahwa pacaran itu haram. Setelah pada suatu kajian IPM menjelaskan bahwa pacaran itu zina, zina mata, zina hati, zina pikiran dan banyak sekali mudhoratnya daripada manfaatnya. Begitupula dengan Tio yang dulu super bandel,yang suka mabok,suka berkelahi dan membolos karena ikut geng motorpun bergabung bersama IPM. Dimana saat itu kami sedang perkaderan dan melihat dua cowok aneh yang datang memakai baju koko dan celana hitam. Kami pikir mereka hanya jama’ah sholat biasa. Saat itu selesai sholat isya seperti biasa kami di bariskan untuk brefing awal. Dua anak itu Tio dan Lana dengan PD-nya ikut baris dan kena teguran senior karena tidak memakai seragam yang sesuai. Akhirnya mereka diberi waktu 30 menit untuk pulang mengambil perlengkapan. Awalnya kami mengira mereka takut dan tidak akan pernah kembali mungkin hanya main-main saja. Namun tak disangka ketika kami semua sudah didalam kelas mengikuti agenda selanjutnya,kami tercengang melihat keberanian  mereka datang kembali dengan pakaian yang sesuai. Padahal sebelum mereka pulang sudah diberi konsekuensi . ternyata mereka benar-benar ingin   mengikuti  kepengurusan IPM  hingga akhir periode. Banyak teman seperjuanganku yang dulu terjebak dilembah hitam, seperti tantri yang arrogant,suka tebar fitnah dan iri hati. Bahkan dulu dia sempat di usir dari desanya karena bikin onar dan memfitnah juragan sawit yang telah melecehkannya. Tantri menyadari semua kesalahannya dan berhijrah meninggalkan kampung halamannya.
Kini semuanya bertekad untuk merubah diri. Aku yang kini gemar mengikuti kajian bahkan ikut mensukseskan gerakan ITP (Indonesia Tanpa Pacaran). Mulai mengendalikan hawa nafsu yang mudah terlena akan godaan syetan. Tio yang kini mulai belajar menjadi seorang Dai muda yang gaul dan mudah membaur dengan masyarakat. Tantri yang kini memantapkan diri memakai niqob,dan menjadi ustadzah disalah satu panti asuhan Muhammadiyah di desanya.
Aku seperti bayi yang mulai merangkak,membenahi diri dari awal. Banyak pengetahuan dan pengalaman yang kami dapatkan di ikatan ini. Disini kami benar-benar tersadar akan hidup yang kami sia-siakan selama ini. Allah SWT selalu memiliki cara yang terbaik untuk menyadarkan umatnya yang tengah tersesat. Bersama mereka di IPM yang sudah ku anggap sebagai kerabat, kami mulai menata hidup menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya bahkan mengikuti sunah rasul dan tutunan Allah SWT. Melangkah untuk berhijrah dan meninggalkan lembah hitam menjadi tujuan hidup kami.
Jurang memang selalu dalam
Tak perduli siapa yang terperosok kan bangkit
Namun jika Allah SWT menghendakinya
Mata ini akan tajam menatapnya
Kaki ini akan jauh melopatinya
Tangan ini akan kuat menopangnya
Dan mulut ini tak henti bertasbih padanya
Untuk menggapai ridhonya


~~ Kerabat Hijrah ~~


Galery kerabat

Review Jurnal

REVIEW 2 ARTIKEL JURNAL TEORI KEBUDAYAAN Disusun oleh : Ch...