Gengam
Tauhid Sekuat Gengam Android
“Tauhid”.
Fondasi dasar umat islam.
“Android”.
Gaya hidup orang zaman sekarang.
Saat
ini orang lebih suka menyimpan segala sesuatu di android . Bahkan untuk curhat
sekalipun melalui android, lewat sosmed dan mengabaikan tauhid yang tidak
membutuhkan perantara. Hanya tinggal mengadahkan kedua tangan lalu berdoa
kepada Allah. Lebih gratis bukan?. Tidak perlulah membeli kouta hingga ratusan
ribu yang hanya menjauhkan yang dekat . Namun malah mendekatkan yang jauh.
Al-qur’an sendiri sekarang sudah banyak
aplikasi digitalnya dan mudah diakses lewat android. Nyatanya Al-quran yang
tersimpan di Android kita secara tidak langsung bukannya menimbulkan rasa semangat
untuk membaca Al-Quran.melainkan membuat kita untuk semakin malas membacanya.
Kenapa demikian?.
Karena
kita sudah berpikiran bahwa gampang kalau mau membuka Al- Quran nanti tinggal
buka aplikasinya saja. Namun justru saat itulah tauhid kita diganggu oleh setan.
Kita akan terhasut untuk membuka chatt di WhatsApp yang pada awalnya akan
membuka Al-quran. Godaan membaca Al-quran lebih besar dibandingkan untuk
membuka chatt yang tidak bermutu. Apalagi kalau kita sudah niat membaca
Al-quran digital saat mau tidur. Saat itulah gaya tarik kasur lebih kuat
daripada gaya tarik Al-quran yang sekalipun sudah ada di ponsel yang kita
genggam.
Apalagi
kondisi kids zaman now yang sedikit-sedikit upload fotonya di social media.
Biar dikira mengikuti trend dan jadi hits seketika lewat sosmed. Melihat dari
sisi yang berbeda ketika seorang anak yang cenderung asyik dengan dunia mayanya
dibandingkan dengan dunia nyatanya menjadikan anak tersebut susah berinteraksi
sosia. Bahkan lebih suka mengurung didalam kamar dibandingkan main petak umpet
dengan anak tetangga. Anak tersebut akan malas belajar apalagi belajar Agama.
Hal
inilah yang menjadikan kekhawatiran para orang tua zaman now. Memberikan
android namun melalaikan tauhid. Mungkin cara ini bisa meminimalisir dampak
negatif dari penggunaan android bagi kids zaman now. Salah satunya seperti yang
dilakukan oleh tante saya sendiri. Anaknya yang kini sudah mulai memasuki
pendidikan usia dini. Memberikan pendidikan yang berlandaskan agama juga
memanfaatkan teknologi masa kini menjadi hal yang bisa menenangkan hati orang
tua. Banyak sekali sekolah yang kini
menawarkan pendidkan agama dan teknologi untuk anak usia dini. Namun tidak
menghilangkan prinsip belajar sambil bermain. Saat ini keponakan saya
sendiripun sudah mampu menghafal surat-surat pendek melalu androidnya. Ibunya
kini juga mengisi konten permainan islami di androidnya yang melatih otak anak
yang diberikan oleh sekolah. Dimana aplikasi itu berupa pengenalan akan tauhid.
Mulai dari rukun iman,rukun islam,dan akhlakul karimah lainya.
Metode
pembelajaranyapun tidak susah dan mudah ditiru dirumah. Para orang tua hanya
cukup menndownload aplikasinya dan bisa memperdengarkannya ketika si kecil
tidur. Untuk game tersendiri kini banyak game yang berisi kuis pintar untuk
anak usia dini. Tinggal bagaimana orang tua mendampingi secara baik putra-putrinya
ketika berhadapan dengan gadged.
Lalu
bagaimana dengan interaksi sosialnya? Jika anak zaman sekarang lebih menyukai
gadged daripada bermain di luar.
Ini
yang menjadikan orang tua kadang khawatir jika anaknya terlalu asik dengan
dunianya sendiri. Dengan bersekolah dan memasukan anak di TPA/TPQ menjadikan
solusi tersendiri. Ataupun madrasah yang menawarkan paket sekolah sambil
mempelajari agama melalui media teknologi. Sehingga anak tidak akan kehilangan
masa bermainnya dan tetap merasa mengikuti zaman androidnya.
Memasukan
anak-anak ke madrasah menjadikan para orang tua sedikit lega. Dimana kedua ilmu
akan digengamnya. Bukan hanya sekedar menggenggam dunia lewat android melainkan
menggenggama akhirat lewat tauhid.
@Chika Ardeviya Rista