SATRIA
Written by
Chika Ardeviya Rista
Log line
Satria seorang pria asal semarang yang mengadu nasip di Jakarta. Ia
hidup dan dibesarkan dengan kasih sayang ibunya yang bernama Mak Juminem.
Satria pergi ke Jakarta untuk meraih cita – citanya sejak SMP menjadi Presdien.
Mak Juminem sangat mendukung impian Satria. Hingga apapun yang anaknya inginkan
pastia ia kabulkan. Ia mengambil langkah untuk kuliah setelah 2 tahun lamanya
bekerja serabutan. Satria diterima disalah satu universitas swasta di daerah
Jakarta. Ia mengambil jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Program pengenalan kampus menjadi ajang Satria untuk mencari
wawasan dan pengalaman tentang dunia politik. Ia ingin mencoba mewujudkan
mimpinya melalui dunia kampus. Satria yang masih semester 1 sudah mengikuti 3
organisasi sekaligus. Ia terkesima dengan karismatik Reno sebagai Presiden
Mahasiswa. Menjadi maba bukan alasan satria tidak bisa aktif di organisasi
mahasiswa. Justru inilah peluang dimana ia bisa selangkah lebih maju disbanding
teman kelasnya. Memiliki usia yang hampir sama dengan para senior menjadikan
dia cepat akrab dengan mereka. Pengalaman kerja selama 2 tahunnya mejadi bekal
kalau dunia ini memang keras. Jika di dunia industry ada persaingan yang
sengit. Maka di dunia akademik ada persaingan licik. Karena mahasiswa
menggunakan intelektualnya dengan menyusun strategidengan diam – diam
menghancurkan.
Semester satu, dua hingga tiga berlalu. Di semester empat ini menjadi
kesempatan emas untuk mulai meraih jabatan tinggi di badan eksekutif. Setelah
sekian lama hanya menjadi anggota dan ketua bidang. Satria memiliki networking
yang baik terhadap aktivis di kampusnya. Namun disisi lain, Reno mantan
presiden mahasiswa merasa tidak yakin jika satria mampu menjadi seorang
pemimpin. Sedangkan dia tidak memiliki akhlak yang selayaknya pemimpin. Tapi di
depan Satria, ia seakan mendukungnya. Begitu pula dengan teman – teman di
organisasi yang menaunginya. Tapi tidak dengan Intan. Ia melihat Satria dari
sisi yang berbeda. Intan melihat jiwa kepemimpian Satria yang ada dan niatan
tulus untuk mengembangkan kampusnya.
Ia mengawali mimpinya dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur
fakultas. Saat pemilihan menjadi gubernur fakultas menjadikan mentalnya down
dengan kenyataan yang diperoleh jika dia gagal menjadi gubernur. Setelah
mengetahui jika teman – temannya hanya berpura – pura mendukung tapi ternyata
malah menghancurkan mimpi kecilnya. Ia merasa
berjuang sendiri. Intan datang disaat jiwa Satria tengah hancur. Intan
menguatkan satria dengan selalu hadir di sampingnya. Hingga rasa cinta Intan
semakin tumbuh namun satria tidak mengetahuinya. Ketika mengenal Intan, Satria
perlahan menjadi berubah lebih islami. Ia sudah tidak pernah emosi dan menjadi
rajin sholat dan mengaji. Satriapun meminta maaf kepada teman– temannya dan
mulai memperbaiki hubunga mereka.
Ditahun berikutnya Satria sudah benar – benar tidak minat dengan
dunia politik kampus. Ia hanya ingin menjadi mahasiswa biasa saja tanpa gelar
ataupun jabatan. Namun kali ini teman – temannyalah yang mengusulkan namanya
untuk menjadi pimpinan Dewan Perwakilan Mahasiswa ( DPM ). Dengan kerendahan
hati akhirnya Satria menerima tawaran itu. Kali ini Satria merasa tidak ingin
terlalu berambisi. Karena ia takut jatuh kedua kalinya. Biarlah mengalir sesuai
takdir yang sudah dicantumkan Sang Pencipta. Tapi memang Tuhan belum
menghendaki Satria menjadi pimpinan DPM. Untuk kedua kalinya ia gagal. Namun
kegagalan kali ini membuat dia lebih bersabar dan berlapang dada. Malah dia
yang merasa mengecewakan teman – temannya yang telah berjuang memenangkan
pemilwa ini.
Dua kali kalah mengikuti pemilihan mahasiswa membuat Satria menjadi
orang yang lebih paham tentang seluk beluk politik kampus. IPK Satria sejak
maba hingga semester lima seperti rolling coaster. Sibuk di organisasi
menjadi salah satu penyebabnya. Namun kini semakin ia sibuk di organisasi maka
semakin tinggilah IPK. Siasat terbaiknya adalah mendekati dosen pengampu.
Tibalah saat semester terakhir Satria di kampus. Namun cita – cita
untuk belajar menjadi presiden belum tercapai. Saat satria sudah mulai
meninggalkan dunia politik kampus. Intan diam – diam mendaftarkan namanya
menjadi salah satu kandidat Presiden Mahasiswa. Awalnya Satria ingin marah.
Tapi ia melihat niatan baik Intan untuk mem bantunya mencapai miniature cita –
citanya. Kegagalan adalah pengalaman berharga. Sudah dua kali gagal
mencalonkann diri, kini saatnya Satria beraksi. Dengan dukungan yang kuat dari
teman – temannya serta doa dari ibu tercinta. Akhirnya Satria bisa menjadi Sang
Satria di kampusnya. Miniature mimpinya terwujud untuk menjadi Presiden
mahasiswa sebelum menjadi Presiden yang sesungguhnya.
ACT 1
1.
EXT.
KAMPUS – SORE 1.
Satria berdiri di depan kampus
sembari melipat kedua tangannya, ia tersenyum lega.
Satria (V.O)
Akhirnya
sudah 4 tahun aku jadi mahasiswa. Asam pedas manis bahkan asinpun udah aku
alami. kini tinggal selangkah lagi gue bakal wisuda. Dan satu lagi aku akan
dapet predikat presma terganteng sepanjang sejarah kampus ini. Impianku dari
SMP akhirnya terwujud juga. Jadi Presma terganteng.. hehehe toh aku jadi presma
juga perjuangannya luar biasa.
Satria mengingat masa – masa menjadi
mahasiswa baru
FLASH
BACK
2.
INT. GOR KAMPUS – DAY 2.
Semua
mahasiswa baru saling bersorak gembira dengan yel - yel tiap fakultas. Mereka
tanpa lelah adu kekompakan gerak dan suara yel - yel yang mereka andalkan. tapi
seketika diam membisu saat seorang pria menaiki mimbar dengan jaz kebesarannya
bertuliskan PRESIDEN MAHASISWA.
PRESMA
Salam
Mahasiswa ( lantang dengan mengepalkan tangan kiri. )selamat datang kepada
seluruh mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kalianlah agen
perubahan bangsa sang penerus Dahlan
muda.
Satria terkesima dengan karisma yang
dimiliki presiden mahasiswa, dia berbicara dengan teman sebelahnya.
SATRIA
Dang, lu jadi saksi
ya, klo aku tahun depan bakal gantiin presiden mahasiswa.
DADANG
Gantiin kenapa
emangnya? presma tahun depan mau meninggal po? ( sifat lemot dadang susah
dihilangkan. Satria kesal sendirian)
SATRIA
Bukan meninggal
dang, Tapi presma mau turun jabatan. ( muka satria mulai geram)
DADANG
Owh
turun jabatan, bilang dong klo presma mau turun jabatan berarti lo punya
kesempatan buat jadi presma. ( muka Dadang nyengir )
SATRIA
Dari tadi aku juga
bilang begitu DADANG. . !
DADANG
Yah sorry kan lu tau gue
lemot. Tapi kayaknya lu ngga cocok deh Sat.
Dadang terlihat
meragukan kemampuan Satria. Dia mengamati setiap inchi penampilan satria dari
bawah hingga atas dan berhenti di celananya. Ia melihat relsleting yang belum naik
seluruhnya.
DADANG
(O.S)
(merangkul
dan membisiki Satria) Tuh relsleting celana lu belum sampe atas woy.
SATRIA
(muka
satria cemas dan segera menaikan sesuatu keatas) Thank you bro. Aku utang budi
ama kamu. Nanti klo aku jadi presma kamu tak jadiin perdana menteri ya. Dan
emak gue pasti bangga
CUT TO :
3.
INT. RUMAH EMAK JUMINEM – RUANG TV – PAGI 3.
Emak sibuk menonton tv ditemani dengan kucing kesayangannya.
EMAK JUMINEM
Duh
ini calon presidennya kasihan sudah sepuh. Coba kalau Satria udah lulus terus
jadi presiden bakalan menang dia tuh. Emak bakalan bangga deh. ngga sia - sia
diberi nama Satria.
CUT TO BACK :
4.
EXT. HALAMAN GOR– DAY 4.
Acara pengenalan
kampus sudah selesai. Satria mendatangi stand - stand organisasi mahasiswa dan
berniat bergabung.
SATRIA
( V.O)
Nah
ini nih yang bisa buat wujudin mimpi gue.
Ragil salah satu
senior menghampiri Satria.
RAGIL
Eh ada
lu sat, jangan di depan aja. Sini masuk. !
SATRIA
Hehe
iya kak. Mau tanya ini organisasi apa ya bang?
RAGIL
Ini namanya BEM Sat, Badan Eksekutif
Mahasiswa. Klo yang itu namanya DPM, klo yang itu namanya HMPS Sat.
SATRIA
Bisa buat aku jadi Presiden mahasiswa kaya
Kak Reno nggak kak? (ekspresi Satria datar)
RAGIL
Jangankan Presiden mahasiswa, Presiden Indonesia aja bisa
kok. ( meyakinkan Satria)
SATRIA
Oh iya kak, kalau mau daftar gimana caranya?
RAGIL
Ini aku kasih brosur ormawa yang ada di
kampus deh. Lu bisa hubungi CP yang ada dibrosur ini ya. Oh ya, jangan lupa
tanggal 25 dateng di makrab ya.
SATRIA
Ok deh kak. Nanti aku ajak Dadang juga.
RAGIL
Eh nggak sudah kali panggil Kak segala. Kan
lu seangkatan am ague. Tahun 98 kan lu.
Satria
dan ragil tertawa bersama. Satria pamit meninggalkan ragil
CUT TO :
5.
INT. KONTRAKAN SATRIA – PAGI 5.
Dadang
menjadi alarm sholat bagi Satria. Sejak Satria merantau dia semakin jauh dari
Islam.
DADANG
Woy Sat, bangun lu. Sholat subuh dulu. Molor bae lu.
SATRIA
Opo sih koe dang, mbudeki bae. Masih malem
juga ( logat jawaSatria muncul)
DADANG
Ngomong ape sih lu, gue orang betawi tulen
kagak paham lu bilang apa. Dah buruan bangun sholat terus ke kampus.
SATRIA
Iya bawel deh kamu tuh. Kaya suara bebek.
DADANG
Katanya mau jadi aktivis kampus. Tapi bangun
sholat aja susah lu Sat.
Satria dengan muka ngantuknya
terpaksa bangun dan menunaikan sholat.
CUT TO :
ACT 2
Dadang dan Satria
pagi ini tidak ada jam kuliah. Namun Satria baru sadar kalau hari ini tanggal
25 dan ada acara makrab fakultas.
6.
INT. KONTRAKAN SATRIA – PAGI 6.
RAGIL
( O.S )
Hallo,
Sat. Lu dah bangun belum ?
SATRIA
Hallo
iya kenapa? Udah bangun kok.
RAGIL
(O.S)
Jangan
lupa dateng ke makrab ye. Gue tungu. Bye.
SATRIA
( V.O)
Oh iya baru inget kalau ada makrab, Males sih, tapi demi
jadi presma deh.
CUT TO :
FADE IN
7. EXT. LAPANGAN KAMPUS – SIANG 7.
Di
lapangan sudah berkumpul mahasiswa dari berbagai prodi. Banyak senior BEM dan
DPM ikut serta termasuk Reno sebagai Presiden Mahasiswa.
RENO
Selamat pagi kawan – kawan mahasiswa baru.
Selamat bergembira di acara makrab ini. Adakah yang berani memimpin jargon
fakultas kita?.( pandangannya mengarahkan kepada seluruh mahasiswa).
SATRIA
Saya kak. ( Satria mengacungkan jarinya).
RENO
Iya silahkan itu yang berkaos biru.
Silahkan ucapkan dengan lantang.
SATRIA
FEB UMJ.
Semua mahasiswa menjawab Ciptakan ekonomi yang syar’i.
Semua
mahasiswa menaiki busnya masing – masing menuju lokasi makrab. Sekitar pukul
18.30 semua rombongan sampai. Tibalah saatnya Satria untuk mulai mendekati
kakak – kakak BEM atau ormawa lainnya.
FADE OUT
8. INT. RUANG PERTEMUAN –
MALAM
Semua mahasiswa diberi waktu untuk ISHOMA.
Saat itulah Satria mendekati Reno dan senior BEM lainnya.
SATRIA
Permisi kak. Boleh
gabung nggak ? ( sedikit gugup)
RENO
Eh iya kamu yang
tadi pimpin jargon ya. Sini – sini ( mencoba akrab)
SATRIA
Iya kak. Enak nggak
kak jadi presiden mahasiswa?
RENO
Iya
beginilah. Bisa terkenal banyak kenalan. Kamu mau jadi presiden mahasiswakah ?
SATRIA
Iya
mau banget kak. Cita – cita saya mau jadi presiden Indonesia. Makanya saya
kuliah. Padahal males banget. Udah biasa dapet uang, eh ini malah ngga pegang
uang.
RENO
Oh
kamu pernah kerja ya. Kalau kamu mau jadi presiden kamu harus ikut ormawa dulu
jadi anggota. Baru deh naik – naik terus jadi presiden. ( sambil mengarahkan
asap rokoknya ke Satria).
SATRIA
Ok
deh nanti saya gabung deh kak. ( dengan wajah ambisi)
Reno menyadari jika
Satria memang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, tapi akhlaknya kurang.
Terbukti saat Satria disuruh azan dan dia menolak. Bahkan menjauh dari mushola saat
waktu sholat isya.
CUT
TO :
9. INT. RUANG BEM FEB – SIANG 9.
Setelah mengikuti makrab, sekarang Satria
mendaftarkan diri sebagai anggota BEM. Ia merasa yakin jika dirinya diterima
setelah mengikuti interview. Bahkan ia diinterview langsung oleh Reno.
RENO
Kamu lagi ya, bagus
sekali mentalmu. Saya harap kamu bisa lolos dan amanah .
SATRIA
Terima kasih bang.
Pasti saya amanah. ( muka Satria meyakinkan)
Hasil interview langsung dibagikan dan nama
Satria masuk menjadi anggota BEM FEB. Satria sangat bahagia. Dering telfonnya
memecahkan rasa bahasianya.
CUT TO :
10. INT. RUMAH EMAK JUMINEM
– DAPUR – SIANG 10.
Emak Juminem sudah biasa ditinggal Satria
merantau sejak 2 tahun yang lalu. Dan hampir dua hari sekali dia menelpon
Satria.
EMAK JUMINEM
Hallo Sat. pripun
kabare le.?
SATRIA ( O.S)
Hallo mak, nggih
kulo sae. Mak, Satria saged mlebet BEM.
EMAK JUMINEM
Oh, koe wis dadi president
yo le?
SATRIA ( O.S)
Tenang mak,
selangkah maneh Satria jadi Presiden mahasiswa.
EMAK JUMINEM
Amiin le, tak doake
nggih ben dadi bong bener. Jo lali sholat nggih le.
SATRIA ( O.S)
Sholat terus mboten
cukup mak, kudu gerak juga. Nggih doaken mawon.
Satria menutup telfon dari ibunya.
COME BACK TO :
11. INT. RUANG BEM FEB – SIANG 11.
Satria bersalaman dengan anggota baru BEM.
Ia yakin akan menjadi presiden selanjutnya. Disinilah Intan bertemu dengan
Satria.
RAGIL
Selamat
kepada seluruh anggota baru. Semoga kita bisa amanah bersama – sama selama satu
periode kedepan . Sialhkan perkenalkan diri kalian masing – masing.
SATRIA
Hay,
nama saya Satria, saya dari prodi Ekonomi Pembangunan kelas C. Saya dari
Semarang. Terima kasih
Intan melihat Satria sosok yang
berkarismatik.
INTAN
Perkenalkan
saya Intan Prameswari dari prodi Akuntansi. Asal dari Palembang.
Setelah semua berkenalan kini tinggal Satria
yang di ruang BEM. Ia melihat dokumen program kerja periode sebelumnya. Ia
berniat melakukan perubahan. Setiap bulannya BEM mengadakan acara rutin.
Disitulah sifat baik dan buruk satria nampak.
INTAN ( V.O)
Ini
Satria bagus banget ngatur BEM. Keren kalau jadi Gubernur apalagi Presma.
CUT TO :
12. INT. RUANG BEM FEB –
MALAM
12.
Setelah bernaung selama satu periode di BEM
sebagai anggota, kini ia mulai berani mengambil langkah untuk mencalonkan diri
sebagai Gubernur.
SATRIA
Permisi
kawan – kawan, saya mohon dukungan kalian untuk menjadi gubernur fakultas.
Semua
anggota terkejut. Intan menelan ludah. Tidak disangka Satria berani mencalonkan diri. Intan mendukung Satria tapi ia takut dengan
akhlak satria yang lupa dengan sholatnya.
CUT TO :
13. EXT. HALL KAMPUS – DEBAT PEMILWA 13.
Debat
pemilwa antara paslon 1 dan 2 datang juga. Tapi saat itulah Satria merasakan
tidak ada dukungan dari teman – temannya. Ia merasa sendiri. Sedangkan lawannya
banyak sekali pendukungnya. Berkali – kali Satria disakmat oleh Barry.
SATRIA
Saya mengemban visi menjadikan BEM FEB UMJ
yang inovatif dan progresif dalam bidang ekonomi dengan menjunjung tinggi nilai
– nilai keislaman.
BARRY
Bagaimana anda mau menjadikan BEM dengan
nilai – nilai keislaman jika anda sendiri jarang menunaikan ibadah. (barry
menyengitkan alisnya).
SATRIA
Itu bukan alasan anda. Itu urusan saya dengan tuhan saya. (
nada bicara satria meninggi.)
Perdebatan
berakhir dengan sengit. Satria marah dengan hasil debat yang menyudutkan
dirinya.
CUT TO :
14. INT. TPS PEMILWA FEB – MALAM 14.
Setelah
proses pencoblosan selesai di pagi hari. Malam harinya langsung masuk ke proses
perhitungan suara. Garis – garis suara mulai dituliskan oleh tim PPS.
WINDI
Baik kawan – kawan kita sudah bisa melihat bahwa PEMILWA
tahun ini dimenangkan oleh Barry.
SATRIA ( V.O)
Bangsattt… Mereka di depan manis di belakang nusuk.
Satria
kecewa dengan hasil yang didapatkan. Mental dia menjadi down. Semua orang
memberi selamat kepada Barry.
15. INT. KONTRAKAN SATRIA – PAGI 15.
Sudah dua hari ini satria mengurung
diri di kamar. Dadang merasa kehabisan akal. Dadang menghubungi Intan dan
menyuruhnya menasihati Satria.
INTAN
Sat,
keluar sat. ngga baik kalau ngurung diri tuh. ( Intan merayu Satria)
SATRIA
Kamu pergi aja ntan. Semua orang tuh sama. Ngga ada yang
perduli sama gue. ( ngotot)
INTAN
Gue akan
selalu ada buat lu sat. Ayo bangkit sat. ini aku ada buku yang bagus untuk kamu
baca.
Satria
hanya terdiam tanpa merespon ucapan intan dari balik pintu kamarnya.
CUT TO :
16. EXT. HALAMAN KONTRAKAN SATRIA –
MALAM 16.
Satria menelpon ibunya.
SATRIA
Mak,
satria nyuwun pangapunten nggih. Dereng saged dadi gubernur.
EMAK
JUMINEM ( O.S )
Nggih
le, mboten nopo – nopo. Sing penting koe kudu ngerti le. Gusti Allah iku
ngertos sing paling becik nggo umate. Jo lali sholat nggih le.
SATRIA
Nggih
mak, Satria janji bakalan sholat terus.
CUT
TO :
17. INT. RUANG KULIAH – PAGI 17.
Setelah tiga minggui ia tidak masuk. Kini semakin
banyak orang yang simpati pada satria. Apalagi melihat satria yang semakin
islami terlihat dari pakaiannya.
FEBRI
Masyaallah
Satria. Ini beneran kamu Satria ?
SATRIA
Iya
ini saya Satria. Permisi ya, ana mau lewat.
INTAN
( V.O)
Alhamdullillah
akhirnya satria bangkit juga.
CUT
TO :
18. INT. RUANG BEM – SIANG 18.
Semua pengurus baru merasa
kebingungan dengan system kerja Barry. Mereka butuh sosok pengawas yang tegas
di DPM. Intan menyarankan Satria untuk menjadi DPM. Pengurus lainpun setuju.
INTAN
( V.O)
Semoga
Satria mau menerima tawaran ini.
CUT
TO :
19. INT. MASJID KAMPUS – SORE 19.
Intan mencoba mendekati Satria
setelah selesai melaksanakan sholatnya.
INTAN
Assalamu’alaikun
Sat. Boleh aku bicara sebentar?.
SATRIA
Wa’alaikumussalam
iya boleh ntan.
INTAN
Kamu
apa kabar sat?
SATRIA
Alhamdulillah
baik ntan, gimana, ada apa ya ?
INTAN
Oh iya jadi gini, temen – temen BEM nyaranin kamu untuk naik
ke DPM
Kamu
maukan ?
SATRIA
Maaf ntan, aku sekarang mau fokus kuliah aja dulu. Kamu
tawarin ke yang lain aja ya.
INTAN
Oh
ok sat, tapi kalau kamu nerubah pikiran. Hubungi aku ya.
SATRIA
Iya
. ( berlalu meninggalkan Intan)
CUT
TO :
ACT
3
Setelah hampir dua semester tidak
bergelut dengan politik kampus. Kini Satria teringat kembali akan impiannya
menjadi presiden. Ia memutuskan untuk masuk ke BEM Universitas. Namun tidak
disangka namanya sudah ada menjadi Calon Presiden Mahasiswa berikutnya.
20. INT. KONTRAKAN INTAN – MALAM 20.
SATRIA
Assalamu’alaikum
ntan,
INTAN
Wa’alaikumussalam,
eh kamu Sat. silahkan masuk.
SATRIA
Aku datang kesini mau menanyakan siapa yang sudah
mencantumkan namaku jadi calon presma?
INTAN
Itu semua yang rencana teman – teman kamu sat. kami melihat
perubahan kamu yang sangat pesat. Dan kami tau kalau kamu layak menjadi presma
kampus kita.
SATRIA
Tapi bukankah kalian yang mengatakan kalau aku ini tidak
layak.
INTAN
Setiap orang pasti punya masa lalukan sat. dan kami yakin
kali ini kamu menang. Sudah bisa dikatakan kalau politik kampus sudah aman.
Tidak ada ;ahi kambing hitam.
SATRIA
Baik kalau kalian mempercayaiku. Insyaallah aku siap maju.
INTAN
Alhamdulillah. Pasti temen – temen bakalan setuju.
CUT TO :
Pamflet dan poster Satria bersebaran
diseluruh kampus. Jiwa kepemimpinan satria menjadi bangkit lagi. Hingga saat
debat berlangsung ia bisa menang mutlak. Teman – temannya bersatu membentuk tim
kampanye yang solid hingga mereka yakin dapat memenangkan Pemilwa yang selama
ini dikuasai oleh pergerakan sebelah.
21. INT. TPS FEB – MALAM 21.
Seluruh tim sukses dari kedua paslon
mendatangi TPS untuk melihat hasil pemungutan suara. Satu per satu garis suara
mulai mengisi kolom no. 2. Satria sengaja hanya duduk diam di masjid sambil
berdzikir. Karena ia tidak ingin terlalu berambisi. HP Satria bordering.
Terlihat nama intan tertera di layar HP-nya.
INTAN
( O.S)
Sat,
maafin kami ya sat. ( dengan nada sedih)
SATRIA
Iya
nggak papa ntan. Apapun hasilnya aku ikhlas.
INTAN
( O.S)
Maafin
kami kalau bisa buat kamu jadi Presiden mahasiswa (suaranya terdengar bahagia.)
SATRIA
( V.O)
(
terdiam tidak merespon telfon Intan). Alhamdulillah ya Allah. Bismillah semoga
aku bisa amanah.
SELESAI.
.