Sabtu, 23 Maret 2019

Resume Buku " Rahasia Menulis Kreatif"


Mantra Menulis Ala Raditya Dika



Hallo, pembaca setia blog Chika.
Di minggu ke-3 bulan maret ini akhirnya bisa posting di blog lagi ya.
Nah kali ini saya akan membagikan pengalaman saya setelah membaca buku Rahasia Menulis Kreatif  karya Raditya Dika. Wah, pasti kalian sudah tidak asingkan dengan nama itu. Selain penulis novel dan scenario film hebat, wajahnya sudah tidak asing lagi di layar kaca Indonesia. Tulisannya sudah tidak dapat diragukan lagi deh. Sudah dijamin pasti bakalan best seller. Siapa dulu. ? Raditya Dika gitu.
Tapi kalian jangan iri ya, apalagi saya sendiri. Heheh.
Kalau kalian ingin menulis sehandal Raditya dika, ini ada beberapa langkah yang saya sebut mantra dalam menulis ala Raditya Dika. Jangan dikira menulis itu gampang ya. Terkadang orang – orang memandang remeh seorang penulis. Menurutnya menulis itu tidak ada gunanya. Justru itu salah besar. Menulis itu artinya mengukir peradapan. Kalau kita sudah meninggal kelak. Dan kita punya tulisan, itu artinya nama kita akan abadi walaupun jiwa telah mati. Lagi pula menulis bisa dijadikan sebagai amal jariyah bukan, yaitu amal yang tidak akan terputus dan akan dibawa sampai akhirat kelak. Jadi sudah tidak ada alasan kenapa tidak menulis ya . 

Ada beberapa mantra dalam menulis menurut Raditya Dika dalam buku yang berjudul Rahasia Menulis Kreatif yang akan saya paparkan sebagai berikut :
  1. 1 Persiapan Sebelum Menulis
Tentunya ketika awal menulis ada yang namanya persiapan. Bisa dikatakan sebagai pemanasan gitu kali ya kalau di olahraga. Hehehe. Bahkan penulis handal seperti raditya dika saja butuh waktu berbulan – bulan untuk mempersiapkan sebuah ide dalam tulisannya. Waktu yang lumyan lama ya. Tapi sudah tidak diragukan lagi deh hasilnya. Pada bab awal ini Kak radit begitu saya sapa mengutarakan beberapa hal penting yaitu :
a.       Menggali Ide
Ide merupakan dasar pokok dari sebuah cerita yang akan kita sampaikan kepada pembaca. namun terkadang beberapa penulis handalpun kesulitan dalam menemukan ide. Namun menurut radit ide itu tidak akan datang dengan sendirinya melaikan kita sendiri yang harus menggalinya. Terkadang ide juga bisa datang dari lingkungan sekitar kita bahkan pengalaman hidup yang manis ataupun pahit sekalipun. Begitupula dengan Radit yang menemukan idenya dengan menggali masalah serta pengalaman hidupnya sendiri. Sehingga tulisannya memiliki jiwa dan nampak hidup . jika kegelisahan itu tak kunjung ditemui maka teruslah mencari. Radit memberikan langkah mencari kegelisahan seperti :
·         Apa pengalaman kamu yang paling menyakit‑kan?
·         Apa yang beberapa hari ini  selalu mengganggu kamu? 
·          Apa yang selalu membuat kamu kesal?
Nah kemudian disatukan menjadi sebuah ide dasar dari tulisanmu untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita.
b.      Mengubah Ide menjadi Premis
Premis adalah  intisari cerita dalam satu kalimat saja. Untuk membuat premis ada rumusnya yaitu Karakter utama + Tujuan + Halangan. Contohnya sebagai berikut:
Scenario Cinta Brontosaurus (2013), premisnya adalah sebagai berikut.
Seorang penulis yang percaya bahwa cinta bisa kedaluwarsa ingin punya pacar,
tetapi dia harus membuktikan  bahwa apa yang dia percayai selama ini salah.
o   Karakter utamanya adalah seorang penulis yang  percaya  bahwa  cinta 
bisa  kedaluwarsa. 
o   Tujuannya  adalah ingin punya pacar. 
o   Halangannya adalah harus  membuktikan bahwa apa yang dia percayai selama  ini salah.  
Dengan membuat premis artinya kamu memilki panduan dalam mengembangkan cerita yang sedang kamu tulis.
c.       Menciptakan Karakter ( Bagian Pertama)
Karakter adalah tokoh yang hidup di dalam cerita  yang kita ciptakan. Sebuah cerita hanya akan menarik jika karakter yang hidup di
 dalamnya menarik. Pertama‑tama, kita harus kenal dulu dengan karakter yang akan 
kita ciptakan. Kita tidak boleh hanya memberikan dia nama dan jenis kelamin, namun 
kita harus menciptakan personality untuk karakter ini.  Kita harus menciptakan kepribadian
yang unik. 
Kita harus  membuat dia istimewa. Dalam menciptakan karakter ada dua hal yaitu Lapisan dalam diri dan Lapisan luar diri.
d.      Menciptakan Karakter (Bagian Kedua)
Setelah membagi menjadi dua lapisan selanjutnya adalah membahas peran karakter di dalam cerita tersebut. Dimana adanya pemabgian seprti karakter utama, absurd, pendamping dan lain sebagainya.
e.       Struktur Tiga Babak
Radit membaginya menjadi 3 babak yaitu ACT 1, ACT 2, ACT 3 atau dalam bahasa Indonesia yaitu Babak 1, Babak 2, babak 3. Dimana babak 1 berisi pengenalan, babak 2 berisi permasalahan/aksi dan babak 3 berisi tentang kesimoulan atau akhit dari cerita. Persentasenya adalah 25% Babak 1, 50% babak 2, dan 25% untuk babak 3.
f.       Final Check
Bagain ini menjadi proses akhir dalam persiapan menulis dengan menyatukan semuanya dari awal hingga akhir. Kemudian dichek kembali apakah ada yang perlu direvisi atau tidak. Mulai dari ied hingga pembabakan apakah selaras atau tidak.
2.   Dasar – Dasar Menulis Kreatif

a.       Point of View
Point of you adalah sudut pandang kamu dalam menceritakan cerita yang kamu tulis. Point of you yang niasa digunakan adalah sudut pandang orang pertama ( Aku) dan sudut pandang orang ketiga.
b.      First Lines
First lain adalah kalimat utama yang memiliki peran penting dalam sebuah cerita. Sehingga pembaca menjadi tertarik untuk menyelesaikan bacaannya. Begitupula seorang editor hanya butuh membaca lima kalimat pembukaan untuk menentukan layak atau tidaknya naskahmu diterbitkan.
First lines menggambarkan langsung menggambarkan mood cerita secara keseluruhan 
dalam bukumu.  Misalnya, dengan kalimat pertama seperti ini:
Aku baru saja hendak pulang kantor, saat mayat sahabatku muncul di atas meja kerjaku.
Kita langsung tahu ini adalah cerita horror. Moodnya langsung terasa angker, penuh misteri. 
Suasana  juga  terasa  mencekam. 
c.       Showing and Telling
Showing adalah memperlihakan, sedangkan telling adalah memberi tahu. Biasanya tulisan yang baik lebih banyak showingnya dibandingkan telling. Berikut ini kami berikan contoh agar mudah untuk dipahami :
o Di rumah lagi nggak ada orang.Aku jadi ketakutan sampai‑sampai tidak bisa tidur.
Bandingkan bedanya dengan kalimat ini:
o Aku perhatikan seisi rumah, sepi, pekat terasa. Aku beranjak ke tempat tidur,kupandangi kegelapan yang mencekam, dan malam itu, bulu kudukku tidak bisa berhenti berdiri.
Kalimat yang pertama menekankan pada telling sedangkan kalimat kedua menekankan pada showing.
d.      Menggunakan Metafora
Metafora adalah teknik menulis menggunakan hal lain untuk menggambarkan sesuatu, padahal keduanya tidak saling berhubungan. Metafora termasuk salah satu gaya bahasa yang biasa digunakan dalam menulis fiksi. Penggunaan gaya bahasa mampu memberikan kesan indah pada tulisan kita.

e.       Voice
Voice bisa disebut juga dengan karakter/ciri khas yang dimiliki penulis. Jadi seperti penyanyi, ketika kita hanya mendengar suaranya saja maka penonton / pembaca sudah mengetahui siapa namanya. Begitupula dengan penulis.
f.       Menambahkan Komedi dalam Tulisan
Kesan lucu pada tulisan terkadang mampu memberikan kesan santai dan dekat antara penulis dengan pembaca. namun terkadang penulis harus mampu mengatur siasat agar pembaca ikut hanyut dalam suasana cerita.
 

3.      Setelah Selesai Penulisan
a.       Editing
Proses ini sangat terpenting dalam menghasilkan sebuah cerita sehingga tidak ada kecacatan apapun dan cerita menjadi sempurna. Editing ini berawal dari membaca ulang keseluruhan naskah hingga selesai kemudian mencari sesuatu yang masih menjanggal dalam cerita tersebut dan memperbaikinya.
b.      Menembus Penerbit
Penulis mana yang tidak bercita – cita karyanya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Penerbit akan mencetak bukumu dan mengirimkannya ke percetakan. Untuk menembus penerbit tentunya naskah kamu harus sempurna terutama dari fisiknya ( tatanan penulisan). Karena sebelum editor membacanya pasti akan melihat tatanan penulisnya.
c.       Menjual dan Mempromosikan Buku
Berhasil menerbitkan buku menjadi pencapaian terbesar dalam hidup penulis. Namun terkadang merasa kebingungan jika untuk menjual dan mempromosikan bukunya. Buku yang tidak laku tidak sepenuhnya kesalahan penulis. Tetapi bagaimana system pemasaran pada dunia industry. Apalagi jika penulis yang belum memiliki nama. Jadi penulis yang baik adalah pemasara yang baik. Tentunya dengan memperbanyak network, unique selling point,tiga kata magis,  dan branding.
d.      Menembus Production House
Setelah selesai menerbitkan buku itu bukan berarti pekerjaan kita telah selesai. Tetapi bagaimana buku kita menjadi laris dan lolos production house hingga ditayangkan di layar lebar. Tentunya kamu harus memiliki networking yang baik dengan kolega – kolega di dunia perfilman.


Semoga Bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Jurnal

REVIEW 2 ARTIKEL JURNAL TEORI KEBUDAYAAN Disusun oleh : Ch...